Kamis, 03 November 2016

PEMBAHASAN MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM PROFESI KEPENDIDIKA


1.2URAIAN PEMBAHASAN
1.2.1PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah suatu  kegiatan  memengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terdiri atas:
1.Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu,
2.Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan,
3.Untuk mencapai tujuan manajer, dan
4.Untuk memperoleh manfaat bersama.

1.2.2FUNGSI PEMIMPIN PENDIDIKAN
Fungsi utama pemimpin pendidikan, antara lain :
1.2.2.1Pemimpin membantu tercapainya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan.
1.2.2.2Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
1.2.2.3Pemimpin membantu  kelompok dalam  menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
1.2.2.4Pemimpin bertanggung jawab dalam  mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
1.2.2.5Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
1.2.2.6Sedangkan dari definisi berikutnya memberikan indikasi bahwa :
1.2.2.7 Seorang pemimpin berfungsi sebagai orang yang mampu menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok.
1.2.2.8 Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
1.2.3GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin yang dapat memengaruhi bawahannya.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut.
1.2.3.1Teori Genetis
Inti dari teori menyatakan bahwa leader are born and nor made (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa serang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan memjadi pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
1.2.3.2Teori sosial
Jika teori pertama di atas adalah  teori yang ekstrem pada satu sisi, teori ini ekstrem pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa leader are made and not born (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi, teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bia menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan pengalaman yang cukup.

1.2.3.3Teori ekologis
Kedua teori yang ekstrem diatas tidak seluruhnya mengandung kebenaran. Oleh karena itu, sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intiya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabilaia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua segi-segi terdahulu sehingga dapat dikatakan menjadi teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan  secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.

1.2.4TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Dalam setiap realitasnya, pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya memiliki perbedaan antara yang satu dengan lainnya, sebagaimana menurut G.R. Terry yang dikutip oleh  Maman Ukas. G.R. Terry membagi tipe kepemimpinan menjadi 6.
1.2.4.1Tipe Kepemimpinan Pribadi (personal leadership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi . petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
1.2.4.2Tipe Kepemimpinan Non Pribadi (non personal leadership)
segala ssuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media nonpribadi, baik rencana, perintah, juga pengawasan.
1.2.4.3Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership)
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti, dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
1.2.4.4Tipe kepemimpinan demokratis (democratic leadership)
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab maka seluruh anggota turut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan.
1.2.4.5Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam  hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arahan seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
1.2.4.6Tipe kepemimpinan menurut bakat  (indogenious leadership)
biasanya timbul dari kelompok orang-orang informal tempat mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya dimana ia ikut berkecimpung.
Selanjutnya menurut kurt lewin, sebagaimana yang dikutip oleh Maman Ukas, tipe-tipe kepemimpinan dibagi mennjadi tiga bagian.
1.2.4.6.1Otokritas: pemimpin tipe ini bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti, dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
1.2.4.6.2Demokratis: pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
1.2.4.6.3Laissezfaire: pemimpin yang bertipe ini , segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif. Semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

Berdasarkan pendapat diatas, pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire banyak diterapkan di dalam berbagai macam  organisasi, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Kepemimpinan dikatakan berjalan baik apabila secara fungsional pimimpin tersebut mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Dengan melihat hal tersebut, pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan atau dari atasan yang lebih tinggi posisinya. Dengan demikian, pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan, benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpin yang profesional.            

1.2.5Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan didasarkan pada pendekatan yang mengacu kepada hakikat kepemimpinan yang berlandaskan pada perilaku dan keterampilan seseorang berbaur, kemudian membentuk gaya kepemimpinan yang berbeda beberapa model yang menganut pendekatan ini, diantaranya adalah sebagai berikut,
1.2.5.1Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis)Pemimpin memengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrem yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrem lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis. Perilaku otokratis pada umumnya dinilai bersifat negatif, ketika sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi, otoritas berada di tangan pemimpin karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat, antara lain pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada  pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari pelaku otokrasi ini adalah pada tugas dan selalu memberikan arahan kepada bawahannya.
Perilaku demokratis adalah perilaku  kepemimpinan ini memperoleh sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinannya berusaha mengutamakan kerja sama dan team work untuk mencapai tujuan, ketika si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannnya. Kebijakan disini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok.
Namun, kenyataannya, perilaku kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilaku kepemimpinan yang ekstrem di atas, tetapi memiliki kecenderungan yang terdapat di antara dua sisi ekstrem tersebut.

Wahab, H. Abdul.2011.Kepemimpinan Pendiikan dan Kecerdasan Spiritual.Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Denim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan: kepemimpinan jenius (IQ + EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos. Bandung: Alfa Beta

Dirawat. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

0 komentar:

Posting Komentar

 

fentriyani's blog Design by Insight © 2009