1.2.4Konsep “Sankan Paraneng Dumadi
Sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan hidup). Atau lebih tepatnya jalan pulang. Dalam diri manusia mengandung dua unsur pokok yaitu jasmani dan ruhaniah. Masing-masing mempunyai jalan pulang sendiri-sendiri. Sangkan parane dumadi itu Berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna dalam bahasa Indonesia ialah “lepasnya ruh dari jasad”. Sedang arti Arabnya, “Sakaratul Maut”.
Ada sastra leluhur yang berbunyi: “wong urip iku bakale nemoni mati” (Orang hidup itu akan menemui kematian). Ternyata dasarnya adalah perkataan Tuhan: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan” (Al ‘Ankabuut: 57). Boleh ditarik hikmah disini bahwa local wisdom orang-orang tua dahulu kiranya berbasis agama, bukannya mengada-ada atau lahir atas gothak-gathuk kata dan logika semata. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan” (Al Anbiyaa’: 35).
Kata nemoni di atas, maksudnya adalah perjalanan menuju mati atau kematian. Tuhan berkata: “Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur) – (Ar Ruum: 19). Kelanjutan rujukan kata nemoni ialah “Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati (Al Mukminuun: 15).
Lazimnya sakaratul maut atau proses sebelum menjadi mayat kelak kita semua bakal menemui ada tiga fase, antara lain:
1.Fase Pertama disebut Turob (turobun) atau lempung (tanah).
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah (turob), kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak” (Ar Ruum: 20). “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (Al Hijr: 26). Sifat-sifat lempung yang dingin lagi berbau tanah memiliki makna orang yang akan nemoni mati, niscaya badannya dingin sekali, meskipun dalam kenyataan sehari-hari ada pula yang panas seperti tembikar. Inilah rujukannya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar” (Ar Rahmaan:14). Dengan demikian, ketika menemui suhu baik dingin maupun panas pada manusia tatkala mengalami sakaratul maut maka sejatinya itu merupakan salah satu tanda-tanda bahwa ia akan kembali (nemoni) kepada Zat Asal.
2.Fase Kedua adalah kembalinya sifat.
Dikandung maksud adalah sifatnya kembali lagi sama sebagaimana penciptaan pertama berupa empat rasa.Allah SWT berfirman,“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, ……” (Huud: 7). Selanjutnya dijelaskan pada bab Qisosul Anbiyaa’: Maksud enam masa “6 hari” yaitu, 2 hari untuk menciptakan bumi langit, lalu 4 hari untuk menciptakan rasa. rasa ada empat meliputi:
1. Syareat.
Syareat itu bahasa Arab, artinya “hukum”. Hukum itu duduknya di lidah. Maksudnya ialah berhentinya segala konsekuensi hukum bagi seseorang. Maka dalam sangkan parane dumadi akan ditandai lidahnya memendek (mengkeret), kecuali kasus kematian sebab gantung diri lidahnya cenderung menjulur dan tidak bergerak. Tidak bergerak diartikan suri atau mati suri.
2. Tarekat.
Seperti di atas, Tarekat itu juga bahasa Arab, arti Indonesianya adalah “jalan”. Maksudnya semua jalan telah tertutup bagi seseorang yang telah berjumpa dengan sakaratul maut yang ditandai dengan mengecilnya telinga. Si Mayat tidak bisa mendengar apapun, yang terdengar hanya bunyi telapak kaki!
“Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang (Ar Ruum: 52).
3. Hakekat.
Hakekat atau hakiki artinya “benar”. Hal ini dikandung maksud bahwa nafas dan detak jantungnya menghilang. Ditandai dengan hidungnya mengecil atau mengkeret (mingkup). Itu merupakan pertanda bahwa ia sudah dekat dengan kematian.
4. Makrifat.
Makrifat artinya “tahu” (mengetahui). Duduknya di mata. Maka dalam sakaratul maut ditandai dengan mata = tahu, mengetahui sesuatu bahwa sudah dekat dengan kematiannya. Entah membelalak, pupilnya mengecil dll.
3.Fase Ketiga adalah jisim latief.
jisim latiefberasal dari bahasa Arab, arti Indonesianya adalah jasad halus. Bahasa Jawanya sukma. Di dalam sukma ada ruh, ruhul kudus (ruh yang suci)/ruh yang pertama atau pemberian pertama dari Tuhan. Sukma berhubungan erat dengan jasad, juga sangat dekat dengan ruh. Ruh itu sangat dekat Allah. Rujukannya adalah:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” (Az Zumar: 42).
Sebagai contoh penggambaran bahwa sukma sangat dekat dengan jasad (anggota badan), ketika mimpi berkelahi maka jasad pun mengikuti. Contoh lain kedekatan sukma dengan ruh (jiwa) manakala mimpi bertemu dengan ruh-ruh pendahulu, lalu kita memaknai sebagai “petunjuk”, misalnya mimpi gigi rontok, tak lama kemudian ada yang meninggal dan lainnya. Sedangkan contoh ruhul kudus sangat dekat dengan Allah, inilah mimpi yg benar. Dan itupun berulang. Ingat kisah Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih Ismail, ia mimpi berulang-ulang dan sama. Juga ketika Nabi Muhammad bermimpi mau menyerang Roma, itu ternyata benar adanya.
Intinya makna dari sangkan paraning dumadi adalah Dalam dzikir nafas asal nafas dari Allah dan kita kembalikan kepada Allah. Pelajaran sangkan paraning dumadi ini bisa kita resapi melalui dzikir nafas, dimana ketika masuk nafas kita (asal nafas, asal hidup) kita sadarkan dari Allah. dan keluar nafas kita sadarkan dari Allah. Bentuk kesadaran mlebu Allah metu Allah ini lah yang nantinya akan menyadarkan diri dan memahamkan diri tentang sangkan paraning dumadi.
“Inilah inti dari innalilillahi wa inailaihi rajiun” semua dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
0 komentar:
Posting Komentar