Minggu, 17 Desember 2017

Apatisme Orang Tua Anak Autis terhadap Pendidikan Seks

0 komentar

Gangguan perkembangan, terutama dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dan berperilaku, yang dialami oleh anak-anak autis membuat kebanyakan orangtua lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bidang akademik lainnya.

Padahal, anak-anak berkebutuhan khusus juga akan berkembang menjadi seorang remaja, mengalami masa puber, dan tertarik pada hal-hal yang berbau seksualitas. Itu sebabnya anak-anak autis tetap perlu mendapatkan pendidikan seks sejak dini.

Sementara itu, kebanyakan orangtua sering kali menghindari diskusi masalah seks dengan anak autis. Padahal, seorang remaja autis tidak punya pengetahuan yang cukup untuk mengerti soal seks karena keterbatasan kemampuan motorik dan perilaku.

Itu sebabnya banyak anak autis punya masalah dalam hal seksualitas, misalnya kebiasaan memegang kemaluan atau menyentuh bagian privat tubuh orang lain.

Masalah-masalah tersebut biasanya baru disadari orangtua saat sudah menjadi masalah besar, misalnya anak terbiasa melakukannya di tempat umum. Ini karena orangtua tidak mencermati atau mengabaikan perilaku seks anaknya.

Seorang anak autis juga bisa berkembang layaknya seorang anak normal, baik fisik maupun hormonal. Mereka juga akan mengalami perkembangan seksual dan punya dorongan yang sama seperti remaja normal.

Perlu dilatih

Tidak mudah memang mengajarkan seksualitas kepada anak berkebutuhan khusus seperti anak autis. Namun, bila diajarkan sesuai dengan tingkat pemahaman anak dan dilakukan secara berulang-ulang, maka anak akan mengerti.

Seks adalah sesuatu yang alamiah dan dorongan ini dimiliki semua manusia. Tak perlu kaget jika anak masturbasi karena itu dorongan naluri. Yang penting, ajarkan anak agar tidak melakukannya di sembarang tempat.

Sebelum mengajarkan hal-hal yang lebih rumit, seperti perubahan hormonal, yang pertama perlu dimiliki adalah kepatuhan anak. Misalnya, mengajari tentang penggunaan toilet, kebersihan badan, dan rasa malu.

Anak juga perlu memahami privasi dan bagian-bagian tubuhnya sendiri. Apa yang tidak boleh dipandang ketika berbicara dengan orang lain, serta sentuhan yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain. Untuk anak perempuan, ajarkan mengenai kebersihan saat menstruasi.

Sikap orangtua dan terapis terhadap seksualitas akan memengaruhi pemahaman anak terhadap seks. Untuk itu, disarankan agar pertama-tama orangtua dan terapis menghilangkan pikiran tabu mengenai seks. Kita tidak cukup mengasuh anak, tapi juga harus mendidiknya menjadi individu yang mandiri.

https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/tag/sex-education/

Senin, 06 November 2017

Dibalik Istimewanya Sekaten

0 komentar

TERIAKAN SEKATEN:  
Kalian Tahu Namaku, Tapi Tidak Dengan Kisahku

Siapa sih yang tidak tahu sekaten? Bahkan anak Tk pun pasti tahu nama sekaten. Tahu juga dimana itu tempatnya. Awalnya sekaten adalah tradisi upacara masuknya Islam nusantara yang berkembang di Pulau Jawa ini. Sekaten adalah media dakwah yang sangat penting untuk menyebarkan ajaran Islam pada zaman dahulu. Ketika banyak orang-orang yang sangat meninggikan adat dan budaya. Lewat jalur inilah para pendahulu seperti Walisongo dalam melakukan dakwah penyebaran Islam.

Dahulu masyarakat percaya bahwa agama yang masuk sebelum Islam adalah agama Hindu dan Budha. Hal tersebut terbukti ketika kita mulai merunut kembali sejarah pada abad silam ketika agama atau kepercayaan mulai berkembang di Indonesia. Sampai sekarang masih dapat kita lihat bukti peninggalan sejarahnya berupa candi-candi diantaranya Candi Prambanan, Candi Borobudur, dsb.
Seperti yang kita tahu, Islam dahulunya datang dibawa oleh para pedagang melalui berbagai cara seperti perdagangan atau perkawinan. Mengenalkan Islam setelah Hindu dan Budha mungkin tidak mudah untuk para Walisongo, mereka memiliki siasat dan cara tersendiri untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia yang masih kental dengan kepercayaan lamanya. Ditambah dengan keadaan masyarakat Jawa yang terkenal dengan sifatnya yang sangat sulit menerima ajaran baru apalagi yang sudah bertentangan dengan Adat Jawa.
Pernahkan kalian mendengar istilah Islam Abangan atau Islam Kejawen. Istilah itu sendiri diartikan sebagai tradisi tanpa meninggalkan pokok-pokok ajaran Islam itu sendiri. Seperti yang kita kenal di Jogja sampai saat ini yaitu Upacara Sekaten. Sekaten dilaksanakan guna memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun dewasa ini nilai sekaten yang awalnya merupakan salah satu jalan dakwah Islam mulai mengalami degradasi makna karena saat ini sekaten hanya dipandang sebagai suatu hiburan masyarakat. Kita bisa membuktikan dengan mencoba mewawancarai satu atau dua pengunjung sekaten. Misalnya “Sebenarnya apasih tujuan diadakanya sekaten ini?” Dirasa kita tahu bahwa pengunjung-pengunjung sekaten akan banyak yang tidak bisa menjawab mengenai hal itu. Sarat makna dan nilai Islami yang sebenarnya pada sekaten kini telah menghilang.
Sekaten sendiri memiliki makna dalam bahasa jawa yang berarti sekati yang artinya adalah setimbang. Tentunya diharapkan agar manusia bisa menimbang hal yang baik dan yang buruk. Sehingga ketika kita menyebut kata sekaten kita selalu diingatkan agar selalu berhati-hati dalam menimbang suatu hal. Istilah perayaan dengan nama sekaten memang sangat terkenal. Tapi terkenalnya itu hanyalah sebatas tahu namanya dan tahu itu tempatnya hiburan yang kini ada di bulan November ini. Namun untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya sangat awam diketahui oleh masyarakat bahkan masyarakat lokal sendiri yaitu masyarakat Jogja.
Tapi, disamping itu sekaten tetap menumbuhkan rasa bahagia tersendiri dihati masyarakat jogja terutama sekitar alun-alun kota Yogyakarta. Dari perayaan hari besar ini tidak sedikit dari masyarakat akan meraup nilai rupiah yang sangat menawan. Pedagang-pedagang kain awul-awul contohnya. Mereka mengakui sendiri adanya keuntungan yang sangat besar selama beberapa minggu saat diadakannya bulan sekaten ini.  Setidaknya nilai sekaten masih memiliki makna yang besar bagi warganya, yaitu menambah ekonomi masyarakatnya, menyenangkan hati masyarakatnya, dan selalu ditunggu-tunggu akan kehadirannya.

Sumber gambar: https://www.behance.net/gallery/12727339/Infographic-of-Sekaten-Culture-Yogyakarta-Indonesia
Penulis: Fentriyani

Jumat, 03 November 2017

Kontrol Moral adalah Kontrol Kenakalan Remaja

0 komentar
     Moral adalah tolok ukur keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Bagaimana tidak orang yang memiliki moral adalah orang yang akan menjaga segala tingkah laku dan perbuatannya. Di era sekarang ini tidak jarang seorang anak yang melenceng jauh dari norma-norma kesusilaan yang tentunya pasti melanggar Norma Agama. Anak yang seperti ini biasanya akan berperilaku tidak mengikuti kata hati nuraninya. Melainkan mengikuti apa yang ia mau, apa yang ia sukai, apa yang membuatnya senang dan puas terhadap apa yang telah ia lakukan. Tapi juga tidak sedikit anak yang menyesal setelah melakukannya. Dirasa begitu ambigu jika hanya membicarakan tentang moral dan akibatnya jika salah dalam bertindak.
     Kenakalan remaja adalah suatu hal yang tidak asing lagi ditelinga kita. Segala tingkah laku remaja sekarang yang sering kita dengar dari berbagai sumber informasi hanya membuat kita hanya bisa geleng-geleng kepala dan berdoa agar Indonesia ini tidak mengalami Kiamat Moral. Ya Kiamat Moral, dimana tidak ada lagi remaja yang peduli akan lingkungannya, masyarakat sekitarnya, keluarganya, daerahnya, negaranya, apalagi dirinya sendiri. Entah apa yang meraka pikirkan yang jelas mereka merasa bebas dan senang terhadap apa yang ia lakukan. Contoh kongkret bentuk kenakalan remaja sekarang adalah seks bebas. Seks anak dibawah umur entah bersama dengan lawan jenis atau bahkan sesama jenisnya. Berbagai macam perilaku kenakalan moral remaja telah mencapai level kriminal bukan sekedar "nakal" lagi. dari yang kecil-kecil sudah berani pacaran, yang remaja udah banyak yang melakukan kumpul kebo (free sex), mabuk, tawuran, narkoba, durhaka kepada orang tua, guru, dan sebagainya.
     Misalnya saja, di suatu daerah kita sebut daerah itu dari Dusun X. Terdapat seorang anak entah udah bisa disebut remaja atau belum yang jelas anak tersebut masih dibangku Sekolah Dasar kelas 4. Dia bersama teman laki-lakinya melakukan seks bersama teman laki-lakinya tersebut dengan beraninya di kamar mandi sekolahnya, yang saya dengar dari berbagai sumber anak tersebut tidak hanya sekali digeropyok warga. Hanya membaca informasi ini secara sekilas saja membuat kita sangat miris akan negeri ini. Kejadian seperti ini pastinya pernah kita dengar ratusan, ribuan, bahkan jutaan informasi yang masuk di indera pendengaran dan penglihatan kita akan adanya informasi yang pada dasarnya tak pernah ingin kita dapatkan tersebut. Tapi karena adanya informasi semacam ini justru membuat kita semakin takut, membuat kita semakin peduli untuk menjaga diri kita, harkat martabat keluarga kita, bahkan untuk menjaga mengokohkan negeri kita Indonesia tercinta ini.
     yaitu negeri dalam naungan syari'at Islam dan segala aspek kehidupan menganut tuntunan Islam. Itulah jalan kedamaian yang abadi. Karena Allah tak akan ridho jika kita umat Islam masih menganut hukum hawa nafsu yang merusak itu. Dan sistem kita dalam berbagai bidang saat ini telah dikuasai sistem setan/ sistem hukum hawa nafsu.
"Salah satu ayat Al-Qur'an, Dan janganlah kamu mendekati zina. Mendekati saja haram apalagi melakukannya, salah satu pendekatan zina paling besar adalah pacaran, banyak remaja mengabaikan larangan agama karena terdorong nafsu."
     Ketika sudah terjadi zina dan hilang keperawanan dan berdampak suramnya masa depan. Baru ia menyesal merasakan azabnya dan bahkan frustasi ingin bunuh diri takut tak dapat calon suami. Tak ada gunanya sesal dibelakang.
     Sesal itu hanya berguna didepan yaitu dengan cara mencegahnya dengan mentaati peraturan agama. Sesungguhnya setan selalu membisiki dengan perkataan yang Indah bahwa pacaran adalah pendekatan menuju pernikahan tapi kenyataannya pendekatan besar menuju zina.
Wallahu'alam






sumber gambar: http://ashabul-muslimin.blogspot.co.id/2012/07/pendidikan-islam-rusaknya-moral-remaja.html

Minggu, 15 Oktober 2017

Seputar Sekolah Inklusi Jogja

0 komentar


Jogja memiliki Komitmen Tinggi untuk Sekolah Inklusi

     Kita pernah mendengar kabar bahwa Unesco organisasi PBB yang mengurusi pendidikan, akan menjadikan Yogyakarta sebagai pusat pengembangan pendidikan inklusi (pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus di sekolah regular) di kawasan ASEAN. Menurutnya, terpilihnya Yogya sebagai percontohan pendidikan inklusif, karena daerah tersebut Yogya memiliki komitmen dalam hal pendidikan inklusi tersebut. Hal itu terbukti dengan Yogyakarta meraih penghargaan dari pusat dalam bidang pendidikan.


“Selain itu, Yogyakarta juga memilki banyak organisasi dan institusi pendidikan yang bisa membantu program pengembangan pendidikan inklusi tersebut,” ujarnya.

     Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan, untuk pengembangan pendidikan inklusi ini, Yogyakarta bukan hanya fokus pada pendidikan saja. Menurutnya, Yogya juga didukung dengan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang mendukung pendidikan inklusi tersebut.

“Nantinya sekolah inklusi ini tidak hanya meluluskan siswa, namun lulusan itu juga memiliki keahlian,” harapnya.

     Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Yogyakarta, Sugeng M Subono mengatakan, saat ini jumlah sekolah inklusi yang ada di Yogyakarta dari jenjang TK hingga SMA ada kurang lebih 33 sekolah. Contoh sekolah inklusi yang berada disekitar tempat tinggal saya yaitu SMA Negeri 1 Sewon, Jl. Parangtritis KM 5,Bangunharjo, Sewon, Bantul. Sekolah ini menerapkan sekolah inklusi berbasis Islam untuk siswa tunanetra.

     Contoh lain sekolah inklusi di Ngaglik Sleman. Sekolah yang tidak mencari keuntungan, inklusif, kreatif dan berbasis penyelidikan, memberikan pembelajaran khusus untuk anak-anak dari TK dan TK sampai tingkat dasar. Melalui program inovatif dan pendekatan pengajaran khusus, sekolah mendukung dan memfasilitasi perkembangan holistik anak-anak di lingkungan yang responsif dan inklusif yang peduli. Di Sekolahku-MySchool, percaya bahwa inklusi berarti semua siswa terlibat sepenuhnya dalam belajar bersama di tingkat perkembangan masing-masing tanpa membedakan latar belakang, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin, status sosial atau ekonomi, kompetensi atau bantuan tambahan yang mungkin diperlukan. Mendidik semua siswa untuk menciptakan masa depan yang positif melalui program global, dinamis dan inovatif seperti; Anti-intimidasi, Pembelajaran terpadu berbasis proyek, kelas Perpustakaan, dan sebagainya. Komunitas pendidik yang bekerja sama dengan anak-anak yang tidak bias dan kreatif yang penasaran untuk menemukan cakrawala baru, bersikap disiplin, bertanggung jawab dan fleksibel.
     Sekolah ramah lingkungan yang tumbuh dan memelihara generasi penerus yang sadar dan terinspirasi lingkungan. , tidak hanya untuk peduli dengan planet kita yang berharga tapi juga mengambil tindakan untuk menyelamatkannya, penting untuk kota Yogyakarta tercinta bahkan bangsa Indonesia. Kegiatan siswa inklusi biasanha mengadakan Hari Kerja Bakti dengan orang tua, siswa dan staf semua bergabung.

 

fentriyani's blog Design by Insight © 2009